Opsi 1: Mematikan fitur fast boot
Dalam hal ini fitur yang paling bermasalah pada Windows 10 adalah opsi Fast Startup. Fitur ini tersedia secara default yang mengurangi waktu startup dengan memuat beberapa informasi boot terlebih dahulu sebelum PC mati.
Klik tombol “Start” dan ketikan power. Dari hasil pencarian, pilih “Power & sleep settings“.
Di jendela Settings, gulir ke bawah dan klik “Additional power
settings“. Di sisi kiri jendela Power Options, klik “Choose what the power
buttons do“.
Klik link “Change settings that are currently available” dan kemudian
izinkan untuk mengubah pengaturan shutdown.
Hapus centang “Turn on fast startup (recommended)” dan pilih “Save
changes“.
Opsi 2: Gunakan antivirus atau Windows defender
Virus dan malware menyerang komputer dengan berbagai cara, misalnya menghapus file, mengenkripsi folder, dan membuat komputer berjalan lambat. Untuk memindai keberadaan virus, kamu bisa menggunakan antivirus yang terpercaya seperti Avast, Kaspersky, Bitdefender, atau yang lainnya. Tetapi kamu bisa menggunakan bawaan antivirus bawaan, berikut ini cara untuk menggunakan Windows defender.
Buka “Settings” > “Update & Security” > “Windows Security“.
Klik “Virus & threat protection“.
Di bagian “Threat history“, klik “Scan now” untuk memindai virus di
komputer kamu.
Jika ditemukan virus atau malware, ikuti petunjuk di layar untuk
menghapusnya.
Opsi 3: Matikan program yang tidak digunakan ketika startup
Startup program yang terlalu banyak sangat mengganggu kinerja laptop / komputer. Beberapa aplikasi mungkin tidak kamu sadari ketika melakukan instalasi, mereka memiliki auto startup pada sistem sehingga membuat booting lama di komputer. Dengan cara mempercepat booting, mengurangi program yang startup berlebihan ikut langkah berikut.
Klik kanan sembarang ruang di bilah tugas / desktop dan pilih “Task
Manager“.
Di jendela “Task Manager“, buka tab “Startup“.
Pilih program yang jarang digunakan, atau tidak selalu dibutuhkan saat
startup, dan klik “Disable” untuk menghapusnya dari program startup.
Opsi 4: Defragment hard drive di komputer
Fragmentasi merupakan tindakan menyimpan file di area yang tidak pada disk, dan dengan demikian ruang penyimpanan digunakan secara tidak efisien yang membuat kinerja hard drive berkurang. Singkatnya, defragmentasi adalah proses menghilangkan fragmentasi pada hard drive, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan read dan write file sehingga komputer berjalan cepat.
Masukkan “Defrag” di bilah pencarian.
Pilih “Defragment and Optimize Drives” di hasil pencarian.
Pilih hard disk yang ingin kamu optimalkan dan klik tombol “Optimize“.
Opsi 5: Perbaiki file sistem Windows setelah update
Masalah umum seperti kegagalan booting Windows 10, sistem crash, dan Windows 10 lambat ketika booting mungkin disebabkan oleh file sistem yang hilang atau rusak. Tak perlu khawatir, karena dapat dengan mudah memeriksa dan memperbaiki file sistem yang hilang atau rusak menggunakan alat Pemeriksa File Sistem Windows.
Klik “Start” dan ketik cmd.
Klik kanan “Command Prompt” dan pilih “Run as administrator“.
Jika menggunakan Windows 10, kamu harus menjalankan DISM.exe terlebih
dahulu agar Windows melindungi data
kamu.
Setelah perintah DISM selesai, ketikkan perintah berikut untuk mulai memindai
dan memperbaiki file sistem di komputer.
Opsi 6: Ganti HDD ke SSD
Pada pilihan terakhir menjadi opsional karena jika harus menggunakan SSD memerlukan biaya yang besar. Harga SSD saja yang 250 GB bisa lebih dari 900 ribu untuk kualitas yang bagus seperti Samsung NVMe.
Jika sudah menggunakan SSD dan RAM yang lebih besar, pastinya kecepatan booting akan semakin meningkat.
Nah, misalnya kamu sudah memakai spesifikasi perangkat yang sangat
canggih misalnya, laptop Asus ROG / build PC dengan spek dewa tapi bootingnya
lama dapat disebabkan banyak faktor.
Penyebab booting lama pada komputer
1. Banyak program aktif ketika startup
Windows 10 adalah OS yang cepat tetapi ketika salah dalam pengoperasian dapat menjadi beban bagi komputer.
Inilah sebabnya kamu tidak perlu mengaktifkan program yang tidak penting
ketika startup, contohnya Bluestack. Ini hanya akan menjadi beban ketika komputer
booting dan malah membuat pengguna merasa kesal.
2. Terdapat virus / malware
Virus memang sangat rentan sekali di dalam sebuah OS. Bila virus tidak bersihkan akan merusak file-file windows yang sangat penting.
Maka di bikinlah sebuah antivirus yang mampu mengatasi berbagai macam penyakit di komputer.
Jika kondisi komputer tidak sehat, efek sampingnya bisa terjadi blue
screen, black screen, komputer lemot, dan lainnya.
3. File sistem Windows rusak (corrupt)
Rusaknya sebuah file dalam sistem Windows disebabkan oleh beberapa hal,
misalnya kesalahan pengguna, update, atau bahkan virus.
Inilah alasan kenapa booting pada komputer mengalami penurunan, yang
dulu ketika build PC pertama kali lancar jaya sekarang untuk masuk ke windows
saja susah. Berarti komputer kamu dalam kondisi tidak sehat.
4. Kerusakan hardware
Tidak dapat dipungkiri bahwa hardware komputer / laptop memiliki masa pakainya. Lambat ketika booting juga disebabkan oleh prosesor yang mengalami penurunan. Biasanya ketika terjadi panas yang tinggi, komputer mengalami lag.
Ini disebabkan oleh penggunaan prosesor yang sangat keterlaluan. Maka dari itu gunakan spesifikasi komputer kamu sewajarnya, jangan menginstal program yang terlalu berat.
5. Spesifikasi laptop low end
Ya, jelas ketika komputer lemot saat booting bisa jadi spesifikai laptop
kamu masih tergolong low end.
Salah perkara yang sering di keluhkan dari pengguna, spesifikasi low end tetapi pengen rasa high end. Ya, tidak mungkin dong ya.
Untuk itu kamu harus upgrade ke komponen yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Dari beberapa cara diatas tidak semuanya harus diterapkan, dan cara tersebut tidak menjamin 100% dapat meningkatkan booting Windows. Karena ada banyak sekali faktor yang membuat booting laptop kamu lama.
Untuk itu harus dicoba satu-satu, bahkan kamu bisa menggunakan referensi dari web lain jika dalam artikel ini tidak ada.
0 Komentar